Minggu, 01 Februari 2015

RINDU BAKU DAPA


       Pagi itu sekitar pukul 09.15 WIB, hp saya serasa bergetar berulang kali. hp saya  memang sengaja di silent dan hanya mengaktifkan tanda getar setiap akan memulai aktifitas kuliah. sekitar tiga panggilan dan beberapa pesan tidak saya hiraukan karena sedang fokus memperhatikan penjelasan dosen dan pastinya takut dimarahin dosen kalau kedapatan nelpon atau smsan pada saat kuliah berlangsung. setelah selesai kelas, saya langsung memeriksa hp namun ketiga panggilan tersebut ternyata nomor baru yang belum terdaftar di kontak hp saya. hal itu membuat saya semakin penasaran dengan penelpon misterius tersebut. selanjutnya satu persatu sms saya baca dan ternyata isi dari sms tersebut berbunyi "Sam (panggilan akrab ku di kampung), ini kaka Eli, tolong diangkat dong telpon nya". ternyata penelpon misterius tersebut adalah Ibu Herlina, tetangga ku di Banda Naira yang sudah 7 tahun ikut suaminya dan menetap di Indramayu sejak selesai menikah (hal ini saya ketahi setelah berkomonikasi via telpon dengan orangnya, hehe). setelah membaca sms, saya langsung menelpon balik nomor hp tersebut dan meminta maaf sambil menyampaikan alasan tidak menjawab telponnya tadi. Ibu Eli pun menceritrakan panjang lebar perihal beliau menelepon saya. beliau menanyakan informasi tentang kepastian undangan acara "Rindu Baku Dapa" yang akan dilaksanakan oleh IKMB DKI Jakarta pada tanggal 1 februari 2015. Ibu Eli adalah satu diantara sekian banyak bandanes yang telah lama hidup di negeri orang dan merindukan suasana kampung halaman. beliau berharap acara rindu baku dapa tersebut dapat menjadi obat rindu baginya yang sudah bertahun-tahun hidup di tanah rantau. setelah mendengar pertanyaan ibu eli, saya langsung memastikan bahwa acara itu benar dan pasti akan dilaksanakan pada tanggal 1 februari 2015 berdasarkan undangan yang telah disebarkan di sosial media. begitu mendapatkan jawaban, ibu eli langsung manyampaikan terima kasih dan langsung berkata ia akan datang ke acara tersebut. setelah sedikit bercanda, kamipun mengakhiri perbincangan kami via telepon tersebut.
         Tepat malam minggu tanggal 31 Januari 2015, pada saat sedang asyik on line, saya dikagetkan dengan bunyi dering hp yang ternyata penelponnya adalah ibu eli. setelah menyapa dengan salam, ia langsung menyampaikan bahwa akan berangkat jam 4 pagi dari indramayu menuju jakarta untuk mengikuti acara besok hari yang akan dimulai pukul 10 pagi tepatnya. setelah terdiam dan berfikir sejenak setelah ditelepon, akhirnya saya menyadari bahwa betapa berartinya acara ini untuk basudara yang berada di negeri orang.
         Hari minggu tanggal 1 februari 2015, pukul 6.20 wib saya dikagetkan dengan dering hp, dengan mata yang masih ngantuk saya mencoba melihat siapa yang menelepon dan ternyata ibu eli yang menelepon. beliau menyaampaikan bahwa ia beserta keluarganya sedang berada dalam perjalanan menuju ke jakarta. walaupun suasana hujan yang begitu deras tidak menyurutkan semangat beliau untuk menghadiri acara tersebut. walaupun sempat beberapa kali nyasar dalam perjalanan, akhirnya ibu eli beserta keluarganya tiba di tempat kegiatan.
     Suasana kekeluargaan begitu terasa di gedung graha marinir kwitang jakarta pusat tersebut. ratusan orang banda yang berada di jabodetabek dan sekitarnya hadir dan saling melepas rindu di tempat itu. suasana semakin meriah dengan iringan musik gong sambilang dan sawat khas banda naira yang membuat suasana terasa bagaikan berada di kampung halaman. acarapun dilanjutkan sambutan tokoh-tokoh masyarakat banda dan diakhiri dengan jamuan makan siang dengan menu khas banda naira dan di iringi dengan lagu-lagu khas banda naira. tak lama berselang musik  polnes pun diputar dan tanpa dikomando berpasang-pasangan mulai mengambil bagian. 
Hal yang selalu menjadi beban terberat di setiap kesempatan adalah perpisahan, namun setidaknya acara hari ini  laksana hujan sehari yang telah dinanti bertahun-tahun oleh para bandanes yang hidup jauh dari tanah kelahirannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar